Welcome to My Website

Jika di banding dengan negara tetangga seperti Malaysia, India, dan Singapura Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Internet maka Indonesia tertinggal jauh ( kecuali dalam beberapa hal, seperti misalnya penguasaan terhadap teknologi Telepon Internet - VoIP ). Tertinggalnya Indonesia dalam penerapan teknologi informasi dan komputer khususnya teknologi berbasis internet di banding negara-negara tetangga merupakan satu hal yang tidak aneh, karena kemampuan manajerial para birokrat Indonesia belum mampu mengendalikan suatu pekerjaan yang sifatnya rutin dan semuanya terlihat pada keadaan dimana hampir disemua lini infrastruktur, Indonesia sangat tertinggal dan dalam keadaan amburadul jika tidak ingin disebut menggenaskan, padahal dunia diberbagai belahan manapun saat ini sedang giat dan berlomba menerapkan teknologi informasi dan internet dalam berbagai bidang kehidupan, baik industri, pendidikan, pemerintahan, sosial kemasyarakatan dan sebagainya. Melalui pengamatan penulis, ketertinggalan bangsa Indonesia dalam penerapan teknologi informasi disebabkan oleh banyak hal, diantaranya adalah sebagai berikut :
Tidak adanya komitmen dari pimpinan tertinggi yang selalu membuat "kambing hitam" kacaunya penerapan teknologi informasi khususnya teknologi internet di lingkungan pemerintahan. Dan berdasarkan pengalaman, memang salah satu sumber kegagalan kita untuk ikut dalam gelombang teknologi informasi adalah kebijakan yang tidak konsisten dan terkesan asal-asalan

Di era web2.0, internet tidak hanya sekedar tempat mencari informasi atau penyajian informasi, sekarang para pengguna internet sudah dapat berinteraksi. Dua media yang sangat pesat perkembangannya adalah blog dan facebook (situs pertemanan – jaringan sosial).
Dengan blog : kita dapat menulis apa saja tentang opini, pengetahuan atau bahkan berbisnis. Sedangkan dengan facebook kita dapat berhubungan dengan teman-teman lama atau mendapat teman baru, dan bisa berbagi cerita, pendapat, berbagi file bahkan komunikasi – chatting.
Pertanyaannya : Dapatkah blog dan facebook digabungkan ? Agar aktifitas ngenet lebih asyik dan optimal.Dan ternyata bisa : dengan memanfaatkan layanan Simplaris Blogcast, kita dapat mempubikasikan blog kita ke facebook.
Syarat : Punya account facebook, punya blog yang sudah didaftarkan ke layanaan social bookmarking untuk RSS feed.
Cara menggabungkan blog dan facebook.
1. Buka browser, masuk ke account facebook kamu
2. pada kotak pencarian (di pojok kanan atas) masukkan : simplaris blogcast
3. Jika aplikasi sudah ditemukan, klik view application
4. Klik tombol Go to Application
5. Masukkan alamat feed blog
6. Klik tombol Lets Blogcast
7. Klik link update (blogcast akan memeriksa isi blog).
8. Pengaturan dapat dilakukan dengan masuk ke menu setting. ( update otomatis / tidak, nama blog, dsb)
9. Tekan Save.
Akhirnya update posting blog akan terlihat di facebook,..
Selamat kini blog sudah bisa dipasang di facebook..

Pengguna Facebook di Indonesia tumbuh begitu cepat, dan saat ini menempati urutan pertumbuhan tercepat kedua di dunia dari sisi jumlah pengguna. Indonesia hanya kalah dari AS yang juga merupakan pengguna Facebok terbanyak di dunia.
Berdasarkan survei Inside Facebook yang dilakukan e-marketer, jumlah pengguna Facebook di Indonesia naik 1.431.160 juta pengguna dalam sebulan terakhir. Pada 1 Desember 2009, e-marketer mencatat jumlah pengguna Facebook di Indonesia 13.870.120 pengguna, sedangkan pada 1 Januari 2010 sebesar 15.301.280 pengguna. Indonesia hanya satu peringkat di bawah AS yang mencatat kenaikan jumlah pengguna 4.576.220 pengguna dalam periode yang sama dari 98.105.020 menjadi 102.681.240 pengguna.

Meski demikian, persentase kenaikan jumlah pengguna Facebook di Indonesia mencapai dua kali lipat AS. Indonesia naik 10 persen, sedangkan AS hanya 5 persen. Kenaikan 10 persen termasuk persentase pertumbuhan tertinggi di dunia. Selain Indonesia, beberapa negara yang mencapai kenaikan dengan persentase 10 persen antara lain Filipina dan Malaysia.

Baru saja membaca tulisan predator mengintai anak anak kita, sudah terjadi kehebohan yang boleh dikategorikan cyber crime, menghilangnya seorang gadis cantik berusia 14 tahun bersama rekan facebook-nya, lebih miris lagi mereka telah melakukan hubungan seksual atas dasar suka sama suka sebanyak tiga kali. Mereka ditanyai polisi seperti kisah Pronocitro dan Roro Mendut.
Si gadis ditampilkan dengan nama lengkap dan foto utuh di media massa pula, duh terbayang bagaimana nanti ia harus menghadapi lingkungannya baik di sekolah maupun di sekelilingnya. Bagi sang pria yang baru berusia 18 tahun pun barangkali tidak menyadari undang undang yang akan meyeretnya.
Ini adalah kasus yang terungkap lalu bagaimana pula dengan korban korban “dunia maya” lain yang tidak terekspose? Atau barangkali malah dibalik, karena tidak terekspose secara nasional maka beban psikologis yang ditanggung ortu terutama si anak tidak seberat itu.
Sebagai seorang ibu, jujur saja saya ikut miris dan peduli dengan cyber crime yang mengancam anak anak kita yang masih polos dan tak berprasangka dengan kejahatan yang mengancam jiwa dan masa depannya.

Di dunia maya bahkan dapat kita baca seorang gadis cantik yang bunuh diri karena mengalami pelecehan via internet. Adapula yang putus pacaran terus foto telanjangnya diumbar kemana mana oleh sang pacar yang sakit hati. Hal ini terjadi karena ketidaktahuan pengguna internet akan rambu rambu yang berusaha mengawal teknologi dunia maya yang berkembang begitu pesatnya.
Gegar Teknologi Informasi
 
Teknologi Informasi berkembang dengan sangat cepat dan sangat menarik, baik itu melalui internet computer maupun ponsel yang semakin berlomba lomba menyajikan fitur yang semakin banyak, cepat dan mudah diakses. Harganyapun yang semula mahal kini menjadi semakin terjangkau setidaknya untuk kalangan menengah ke atas yang jumlahnya di Indonesia tidak sedikit. Bahkan anak SD saja sudah dapat mengaksesnya. Permasalahannya apakah anak anak kita paham dengan kejahatan yang mengancam mereka. Siapa yang dapat membatasi umur pemakai facebook? Secara formal memang minimal berusia 17 tahun akan tetapi bukankah tahun kelahiran diisi oleh pengguna sendiri? Tahukah mereka bahwa menyebarkan fitnah, gambar porno dapat dijerat dengan undang undang informasi teknologi? 

Sebagai orang tua sudahkah kita tahu tentang UU ITE dengan mengunduh dan membacanya? Mungkin tidak, tetapi setidaknya sebagai ortu kita berusaha tidak gaptek, menjelaskan hal yang simpel saja agar anak anak tidak terjerat dengan cyber crime.   Sayangnya kemajuan teknologi informasi ini melaju pesat tidak diimbangi dengan linearitas kemampuan ortu dalam mengikutinya. Bisa jadi karena malas belajar atau faktor kesibukan, seolah olah itu adalah dunia anak masa kini saja

Anak bukanlah kambing

Menjaga seratus kambing adalah mudah, akan tetapi merawat dan mendidik seorang anak tidaklah demikian, itu adalah pemeo lama yang rasanya masih relevan hingga kini. Apalagi dengan kemajuan teknologi informasi seperti ini. Teknologi informasi melalui internet ini merupakan pisau bermata dua. Tujuan utama dari sisi pendidikan adalah mendapatkan informasi terbaru dengan cepat membuka wawasan bahkan hingga ke pelosok, tetapi sisi lainnya adalah ancaman cyber crime yang menyertainya.

Mengawasi anak berselancar di dunia maya itu gampang gampang sulit. Dalam membuka situs porno misalnya dapat saja kita proteksi menggunakan fitur yang ada di computer sehingga tidak bisa diakses dan dapat kita kontrol dengan melihat history serta melakukan pengaturan agar siapapun tidak dapat menghapusnya, dengan catatan kitapun harus tidak boleh membuka situs esek esek misalnya. Akan tetapi bisa saja anak membuka situs tersebut di warnet. Dalam hal facebook bukankah dia punya password sendiri, dan kita juga harus menghargai privasinya. Terus bagaimana kita bisa mengontrolnya?

Ada berbagai cara yang dapat ditempuh, seorang rekan di kantor tidak mengijinkan putrinya membawa computer ke kamarnya,akan tetapi diletakkan di ruang keluarga sehingga ia akan sungkan membuka situs yang tidak semestinya karena paling tidak pembantu akan sering lewat meski ayah, ibu tidak di rumah. Ketika putrinya protes ia menjawab “ biar bapak juga bisa kerja di situ jika perlu”.

Cara lain adalah membuat pertemanan dengan si anak dalam facebook, sehingga kita bisa tahu siapa saja temannya. Meski demikian yang terpenting adalah menjalin komunikasi yang baik. Ketika kasus di atas ramai dalam beberapa hari ini, saya mengajak bicara putri kami. Saya katakan bahwa dia bisa saja membuka situs apapun, karena bapak dan ibu tidak bisa selalu mengawasi karena ia bukan kambing, tapi itu belum umurnya dan saya percaya bahwa ia tidak akan melakukannya. Jangan mudah memberikan nomor hape, jangan ini jangan itu karena bisa begini dan begitu. Saya sampaikan contoh kasus kasus yang terjadi akibat pergaulan di dunia maya. Dia dapat menerima bahkan menunjukkan blog miliknya, ia juga menawarkan blognya kalau ibunya boleh menulis di situ. Ya kepercayaan perlu diberikan, tentunya dengan sesekali mengawasinya, karena bagaimanapun kita tidak bisa mengabaikan pengaruh lingkungan.

Facebook: Sok Kenal Sok Dekat

Bertukar sapa dalam blog atau facebook apalagi bila bisa “klik” sungguh mengasyikkan apalagi bila kita berjauhan di luar negeri misalnya, berselancar di dunia maya sangat menolong agar terasa memiliki teman banyak dan tidak kesepian, benar benar tidak mengenal usia. Obrolan yang begitu intens dan mengalir membuat kita seolah olah mengenal dekat rekan facebook, tidak jarang dilanjutkan dengan copy darat. Facebook membantu kita menelusuri teman lama, atau melalui obrolan yang terasa nyambung, jodoh juga bisa didapat. Mengapa tidak? Atau sekedar menambah teman yang memiliki hoby yang sama.

Bagi remaja yang begitu polos dan baru pada taraf puber, mencari jati diri bisa menjadi ajang tampil, meminjam bahasa anak sekarang, narsis. Remaja ini kemudian bertemu dengan facebooker lain dengan kepiawaiannya dalam merespon maka kloplah sudah. Nalarpun hilang.   Anak bisa kepincut dengan rekan facebooknya.

Saling Menyalahkan

Nasi telah menjadi bubur, adalah istilah untuk menggambarkan kejadian yang sudah terlanjur dan jelas tidak diinginkan terjadi, mau marah, saling melempar tanggung jawab siapa yang salah? Untuk apa? Hanya saling menyakiti saja. Sedih sekali apabila seorang ibu rumah tangga disalahkan dengan alasan di rumah saja dan tidak bekerja. Siapa bilang tidak bekerja?, mengatur rumah tangga, mulai dari mencukupkan uang belanja sampai menjaga kesehatan seluruh anggauta keluarga dan harus melayani suami dengan garang di ranjang, ibaratnya “menteri keuangan” rumah tangga merangkap “menteri kesehatan” dan “menteri pendidikan”, babu sekaligus maaf pelacur, bukan perkara gampang meskipun kita memiliki pembantu rumah tangga dan mungkin juga driver.

Sedih jelas sedih, seperti separuh jiwaku pergi apabila permata hati mengalami hal yang tidak sesuai atau kejadian di luar dugaan seperti ini. Tetapi saling menyalahkan bukanlah solusi. Dikawinkan saja? Rasanya kok penyelesaian yang absurd.

Gadis hai Gadis, Hidup Ini Indah

Perhatian, komunikasi merupakan salah satu cara yang ampuh untuk membentengi anak anak dari cyber crime. Bagaimana ukurannya? Mudah saja, apabila ia selalu ingin bercerita, curhat tentang apa saja kepada ortunya, apabila ia bisa bebas bercerita tanpa rasa takut, sampai sampai ia mengatakan “ibu dengar dulu ceritaku”. Bila itu terjadi maka mudah bagi kita menyampaikan pikiran kita. Anak juga perlu dihargai dan dipahami.

Sering saya sampaikan bahwa seorang gadis bagaikan porselen jangan sampai gumpil (pecah sedikit) karena di masyarakat kita masih menganut bahwa kesucian seorang gadis harus dijaga karena merupakan salah satu ukuran pekerti. Sebaliknya jika memiliki anak laki laki perlu juga diberitahu agar ia “tidak merusak” masa depan teman wanitanya. Bahwa salah salah ia bisa dipidanakan apabila melakukan perbuatan yang tidak menyenangkan, dan menghadapi madesu (masa depan suram).

Tidak perlu paranoid dengan kejadian yang seperti nightmare ini karena teknologi informatika tidak mungkin dibendung, adalah tugas ortu, guru untuk membentengi anak dengan informasi yang mudah dimengerti. Memberikan semangat untuk menggapai cita citanya, biarkan anak anak menikmati dunianya. Anak anak gadis ceria di masa remajanya, karena masa indah itu tidak akan pernah kembali lagi. Saya jadi teringat lagu Titiek Puspa: Gadis hai gadis hidup ini indah, cari ilmu pantang lelah. Yang penting hormati dirimu agar pria lebih hormat padamu!! 

Mengetik dengan 10 (sepuluh) jari adalah dambaan setiap orang, selain mempercepat kinerja kita, ngetik 10 (sepuluh) jari juga sangat efektif, karena tidak harus fokus melihat keyboard. kita bisa ngetik sambil ngobrol misalnya, enjoy sambil dengerin musik dan bantuin nyanyi, de-el-el.

Dalam pengetikan 10 (sepuluh) jari, secara otomatis kita akan mengetahui kalo jari-jari kita melakukan kesalahan “menekan tombol bukan jatahnya” meskipun kita tidak melihat pada keyboar dan bahkan layar monitor. ini dikarenakan tangan, hati, pikiran, dan keyboard telah menyatu. nah trus gimana untuk melakukan hal tersebut?
Caranya sangat mudah, sekarang anda coba raba-raba setiap huruf pada keyboard, kemudian rasakan apakah ada perbedaan antara huruf “F” dan “J” dengan huruf-huruf yang lain. kalo anda merasakan ada perbedaan, berarti anda telah menemukan kuncinya. kalo belum merasakan perbedaannya, berarti keyboard anda sudah 20 tahun belum ganti2, hehehehehheeee….,,,

trus gimana dong cara untuk membuka kunci tersebut?.